Diberdayakan oleh Blogger.

Ejaan dalam Berbahasa Indonesia

Kamis, 26 Februari 2015


Mata Kuliah Dasar-Dasar Menulis
Dalam menulis, selalu berhubungan dengan tanda baca yang disempurnakan (EYD). Berikut contoh bacaan ejaan yang benar. Perhatikan pula kata hubung, jarak spasi, bentuk huruf, kata asing dan kutipan pada contoh dibawah ini.


BAGIAN KETIGA
PENGARUH TELEVISI TERHADAP ANAK-ANAK

3.1 Benarkah Televisi di Rumah Kita Sama Sekali Netral?
            Di seantero dunia, nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial telah tererosi oleh televisi. Seluruh bangsa seolah-olah tak berdaya dan sedang enjoying the invasion (menikmati serbuan televisi). Ketika orang-orang sedang tidak bekerja, mereka menggunkan waktunya untuk menonton televisi. Ketika sedang bekerja, di tempat kerja pun masih menonton televisi. Hasil teknologi yang satu ini bahkan telah berperan dalam tata arsitektur sebuah rumah dengan menambahkan TV Lounge, yakni sebuah ruangan dimana manusia yang banar-banar asing datang untuk mempromosikan budaya nudisme, imoralitas, dan hidonisme. Sebuah ruangan yang semakin punya power untuk mengontrol seluruh penghuni rumah tersebut.
            TV dituduh biang kerusakan karena terlalu banyak menayangkan seks dan kekerasan. Namun, tahukah Anda bahwa mereka yang mengeruk keuntungan dari enterprise ini melakukan dengan sengaja? Raja CNN, Ted Turner, orang yang berpengaruh dalam industri pertelevisian, pernah berkata di depan kongres Amerika Serikat, “Saya tidak membutuhkan para pakar untuk memberitahu saya bahwa banyaknya adegan kekerasan televisi sekarang ini dan penayangannya yang makin meningkat bisa berbahaya pada anak-anak.” Sebuah pooling pendapat yang dikeluarkan oleh Children Now melaporkan bahwa kebanyakan anak-anak percaya bahwa apa yang disaksikan di TV bisa membuat mereka berani untuk berbuat kenakalan, tidak menghormati orang tua, berkata bohong, dan bersikap agresif.
            Haryono (1999:132) menyatakan industri pertelevisian menghendaki agar pemirsa mendiskusikan agar apa yang disajikan oleh TV dan bukan mendiskusikan TV itu sendiri. Beberapar pakar pertelevisian juga berpendapat sama, apa yang malah belum pernah terjadi sebelumnya adalah adanya sikap mayarakat yang ambivalen dalam menghadapi invansi yang terbesar dari segala bentuk invansi’ (the greatest of all invasion) ini. Hal ini adanya kepercayaan yang sangat kuat bahwa TV merupakan alat yang netral yang bisa digunakan untuk kebaikan dan keburukan. Sayangnya, asumsi ini dipertahankan tanpa pengkajian secara kritis (Kartomiharyo, 2001:45; Jehan, 2003:145146).
(Dikutip dari Harian Jawa Pos, 2 Desember 2007)



Perhatikan pada judul bacaan diatas. Menulis judul harus huruf besar semua dan di blog seperti contoh: "PENGARUH TELEVISI TERHADAP ANAK-ANAK" dengan ukuran huruf 12pt atau 14pt, 
 times new roman atau bisa menggunakan model huruf font arial. 

Pada subjudul, penulisannya menggunakan huruf kecil kecuali diawal kata. Contoh: "
3.1 Benarkah Televisi di Rumah Kita Sama Sekali Netral? " perhatikan kata 'di' pada kalimat. kata 'di' dipisah jika menyatakan tempat sepeti di rumah, di sawah, di jalan, di kampus, sedangkan kata 'di' yang digabung adalah kata 'di' yang tidak menunjukkan unsur tempat, contoh: diriku, digandeng, dicari, dilema, dll. Kalimat yang menggunakan tanda tanya (?) maupun tanda seru (!) dalam kata tidak boleh dipisah melainkan digandeng. perhatikan contoh ilustrasi dibawah ini.


Bolehkah saya pergi ke pantai dengan Susan?  (benar)
Bolehkah saya pergi ke pantai dengan Susan ? (salah)



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SKB MANDIRI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger