Diberdayakan oleh Blogger.

SOWANING TEMANTEN

Kamis, 26 Maret 2015

PANYANDRA SOWANING TEMANTEN KAKUNG SAKING WISMA PALEREMAN
(Maneka Warna Wicara Antologi Basa Jawa)

            Binarung swaraning gongsa ingkang hambabar ladrang wilujeng kawistinggal jengkaring putra temanten kakung saking wisma palereman ing pangajab mugi tansah manggih kawilujengan kalis ing sambekala. Gumembyar busananing putra temanten kakung, hangagem busana ingkang tinaretes benang sotya, ngagem kuluk kanigara hangemba busananing nata.
       Dhampyak-dhampyak para kadang wandawa ingkang sarnya hangayab tindakipun putra temanten kakung. Temanten kakung hanggenya lumaksana lengkeh-lengkeh pindha singa lupa, riak hanggajah ngolong sapecak mangu sapecak kendel semu hangungun hanguningani endah edining swasana ingkang hangrenggani tawanging wiwara. Wus hundungkep unggyan ingkang tinuju kendel tindakira wonten sangajeng ing wiwara, keparenging sedya hangrantu laksinating adi cara salajengipun.


Basa Rinengga


Aksara Jawa merupakan simbol yang dapat ditemukan dalam bahasa Jawa. Aksara jawa mempunyai 20 huruf, yaitu Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga Ba Tha, lan Nga. Supaya lebih jelas bentuk simbol perhatikan dibawah ini.


Bentuk font diatas meruapakn bentuk aksara jawa dasar yang dapat dirangkai menjadi kata, kalimat, dan wacana. Selain aksara jawa, ditemukan lagi huruf pasangan dari ke-20 huruf jawa tersebut. Perhatikan gambar berikut.


Simbol yang berwarna merah merupakan pasangan dari masing-masing ke-20 aksara jawa.

TIPS WISATA DADAKAN

Sabtu, 21 Maret 2015

TIPS WISATA DADAKAN TANPA ADA PERENCANAAN

         Berwisata merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dilakukan apalagi bersama dengan keluarga maupun teman. Wisata di Indonesia memiliki banyak keanegaramanannya serta apa yang ada di luar negeri sebenarnya ada di Indonesia. Tujuan wisata, yaitu ada wisata religi, wisata alam, wisata budaya, wisata air, wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Wisata juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu wisata yang direncanakan dan wisata yang tidak direncanakan. Hampir kebanyakan orang wisata yang direncanakan kebanyakan gagal dan tidak jadi berangkat. Padahal, seperti yang kita ketahui wisata yang direncanakan persiapan sangat matang muali dari tempat tujuan, akomodasi, jumlah uang yang digunakan, transportasi, dan lain sebagainya. Akan tetapi wisata yang tidak direncakan selalu berhasil untuk berangkat ke tempat tujuan. Biasannya wisata yang tidak di rencanakan seseorang berangkat ke tempat wisata tetapi ad juga barang-barang yang terlupakan atau lebih parahnya lagi lupa tidak membaca uang yang cukup.
         Setiap manusia selalu memiliki pengalaman yang sangat menarik untuk diceritakan mengenai wisata yang tidak direncanakan atau biasa disebut wisata dadakan. Pada kesempatan kali ini ada suatu kisah nyata mengenai wisata dadakan. Kali ini diceritakan secara singkat dan tidak panjang lebar, yaitu wisata ke Jogja. Keberangkatan wisata ke jogja tidak mengalami perencanaan dengan matang serta hanya berbekal baju 2 buah, celana panjang 2 buah, peralatan mandi secukupnya, dan uang yang sangat minim. Awal berangkat tidak mengalami masalah karena memesan tiket kereta api tidak ada kendala tetapi ketika sampai di setasiun tugu jam 12 malam serta tidak ada kendaraan taksi dan jika ingin pergi ke hotel This so far... far... a way rasanya tidak mungkin jalan kaki karena banyak diantaranya tidak tahu jalan di Jogja. Sebenarnya hotel didekat stasiun tugu jogja sangat banyak tetapi pada waktu itu hampir semuanya penuh dan ada juga hotel yang kosong tetapi The cost is very... very... expensive. Alhasil, semuanya dengan sangat terpaksa tidur di pinggiran jalan dan jam pukul dua malam pindah di peron stasiun kereta api lalu tidur di kursi secara bergantian. Dari beberapa kisah singkat tersebut kita ketahui kendala wisata dadakan lebih besar daripada wisata yang direncanakan. Pengalam tersebut dapat diketahu beberapa tips menarik untuk pembaca supaya dalam melakukan wisata dadakan.
        Perlu kalian ketahui dalam wisata ada 6 kata kunci yang harus dipegang, yaitu uang, barang pribadi, penginapan, Transportasi, Tujuan wisata, dan perlengkapan pendukung wisata. Akan tetapi hal tersebut ada yang lebih penting lagi dari keenam kunci wisata, yaitu uang, barang pribadi, transportasi, dan penginapan.

Uang
         Siapa sih yang tidak mengal uang baik bentuk rupiah atau dolar. Terkadang ada beberapa orang tidak begitu menghiraukan kalau wisata tidak butuh uang dan kalau uang habis kita bisa ngamen di jalanan. Hal itu bisa ditrima akan tetapi berwisata harus siap yang namanya uang. Jika wisata hanya di daerah tempat tinggal mungkin tidak memerluhkan uang banyak atau bahkan tidak usah membawa uang hanya untuk melihat pemandangan saja. Hal itu berbeda dengan wisata keluar kota atau keluar negeri. Oleh sebab itu, sebelum wisata persiapkan uang dengan sebaik-baiknya dan bagilah uang tersebut ke dalam 3 tempat supaya aman. Lebih jelasnya saya beri contoh, Ada uang 1 juta untuk pergi wisata. 500 ribu taruhlah di ATM anda, 300 ribu bawalah dan tempatkan di dompet atau saku anda, dan 200 ribu taruhlah di dalam tas atau selipkan di kaus kaki. Uang pertama sebagai cadangan, uang kedua sebagai keperluan, dan uang ketiga sebagai darurat. Cara tersebut didapat dari pengalaman orang-orang disekitar ketika orang tersebut juga mengalami kejadian serupa, yaitu wisata dadakan.

Barang Pribadi
         Barang pribadi menjadi objek vital karena menyangkut keperluan dan perlengkapan diri sendiri. Wisata dadakan selain membawa uang dalam jumlah wajar ada beberapa barang pribadi yang harus dibawa. Ingat barang pribadi meliputi pakaian, obat-obatan baik dari resep dokter maupun tidak, serta barang-barang lain yang dianggap sangat penting. Untuk menghemat ransel ketika traveling ada tips yang bisa kita pakai. Ingat rumus tiga sangat berguna, yaitu (1) pakaian yang dipakai, (2) pakaian ganti, (3) pakaian cadangan. Jadi kalau membawa pakaian cukup membawa 3 baju, 1 celana panjang, 1 celana pendek. Kenapa membawa pakaian minim sekali karena ketika di tempat wisata keinginan kita membeli berbagai baju di tempat wisata untuk kenang-kenangan pasti akan beli. Perlu diketahui di Joga untuk membeli pakaian atau makanan apapun disana sangat murah terutama di Marlioboro karena barang yang hendak kita beli dapat ditawar sehingga dapat harga yang sesuai kantong.

Transportasi
         Transportasi tidak begitu vital tetapi untuk mengetahi transportasi apa yang digunakan dan tujuannya kemana itu merupakan unsur yang sangat vital. Di kota Jogja terdapat bis TransJogja yang masing-masing memiliki kode jalur serta setiap kode jalur  memiliki tujuan. Dibawah ini contoh rute TransJogja jika tidak ingin kesasar gara-gara salah naik bis.
  • Jalur 1A : Terminal Prambanan - Jl. Adisucipto - Kalasan - Bandara Adisucipto - Maguwoharjo - Janti (lewat bawah) - Jl. Solo - UIN Kalijaga - Demangan - Gramedia - Jl. Sudirman - Tugu - Stasiun Tugu - Jl. Malioboro - Jl. A. Yani - Kantor Pos Besar - Jl. Sultan Agung - Gondomanan - Pasar Sentul - SGM - Jl. Kusumanegara - Gembira Loka - Babadan Gedongkuning - Jl. Janti - JEC - Blok O - Janti (lewat atas) - Jl. Adisucipto - Maguwoharjo - Bandara Adisucipto - Kalasan - Terminal Prambanan.
  • Jalur 1B : Terminal Prambanan – Jl. Adisucipto - Kalasan – Bandara Adisucipto – Maguwoharjo – Janti (lewat bawah) Jl. Janti – Blok O – JEC - Babadan Gedongkuning – Jl. Kusumanegara - Gembira Loka – Jl. Sultan Agung - SGM – Pasar Sentul - Gondomanan – Kantor Pos Besar - Jl. KH. Ahmad Dahlan - RS. PKU Muhammadiyah – Jl. Bhayangkara - Pasar Kembang - Badran – Jl. Kyai Mojo - Bundaran SAMSAT – Pingit – Tugu – Jl. Cik Ditiro - Gramedia – Bundaran UGM – Colombo – Jl. Gejayan - Jl. Solo - Demangan – UIN Sunan Kalijaga – Janti – Jl. Adisucipto - Maguwoharjo – Bandra Adisucipto – Kalasan – Terminal Prambanan.
  • Jalur 2A : Terminal Jombor - JL. AM. Sangaji - Monjali - Tugu - Stasiun Tugu - Malioboro - Jl. A. Yani - Kantor Pos Besar - Gondomanan - Jl. Katamso - Jokteng Wetan - Tungkak - Jl. Kol. Sugiono - Gambiran - Jl. Supeno - Basen - Rejowinangun - Jl. Gedongkuning - Babadan Gedongkuning - Jl. Kusumanegara - Gembira Loka - S4. SGM - Cendana - Jl. Sutomo - Mandala Krida - Gayam - Flyover Lempuyangan - Kridosono - Jl. Sudirman - Duta Wacana - Jl. Cik Ditiro - Galeria - Gramedia - Bunderan UGM - Colombo - Jl. Gejayan - Terminal Condongcatur - Ring Road Utara - Kentungan - Monjali - Terminal Jombor.
  • Jalur 2B : Terminal Jombor – Ring Road Utara - Monjali – Kentungan – Terminal Condong Catur – Colombo – Bundaran UGM – Jl. Cik Ditiro - Gramedia – Kridosono – Duta Wacana - Fly-over Lempuyangan - Jl. Sutomo - Gayam – Mandala Krida – Cendana – Jl. Kusumanegara - SGM – Gembiraloka – Jl. Gedongkuning - Babadan Gedongkuning – Jl. Menteri Supeno - Rejowinangun – Jl. Kol. Sugiono - Basen – Tungkak – Joktengwetan – JL. Katamso - Gondomanan – Kantor Pos Besar – Jl. KH. Ahmad Dahlan - RS PKU Muhammadiyah – Jl. Letjen Suprapto - Ngabean – Wirobrajan – BPK – Badran – Jl. Kyai Mojo - Bundaran SAMSAT – Pingit – Tugu – Jl. AM. Sangaji - Monjali – Terminal Jombor.
  • Jalur 3A : Terminal Giwangan – Tegalgendu – HS-Silver – Jl. Nyi Pembayun - Pegadaian Kotagede – Basen – Rejowinangun – Jl. Gedong Kuning - Babadan Gedongkuning – JEC - Blok O – Janti (lewat atas) – Jl. Adisucipto - Maguwoharjo - Bandara Adisucipto - Maguwoharjo – Ringroad Utara – Terminal Condongcatur – Kentungan – Jl. Kaliurang - MM UGM - Mirota Kampus – Gondolayu – Tugu – Jl. Kyai Mojo - Pingit – Bundaran SAMSAT - Badran – PasarKembang – Stasiun TUGU - Malioboro – Jl. Ahmad Yani - Kantor Pos Besar – Jl. Ahmad Dahlan - RS PKU Muhammadiyah – Ngabean – JL. Letjen. Haryono - Jokteng Kulon – Plengkung Gading - Jl. Mayjen. Sutoyo - Jokteng Wetan – Jl. Kol. Sugiono - Tungkak – Wirosaban – Jl. Surogaten - Tegalgendu – Jl. Gambiran - Terminal Giwangan.
  • Jalur 3B : Terminal Giwangan – Jl. Gambiran - Tegalgendu - Jl. Kol. Sugiono - Wirosaban – Tungkak – Jl. Mayjen. Sutoyo - Jokteng Wetan – Plengkung Gading - Jl. Letjen. Haryono - Jokteng Kulon – Ngabean – Jl. Ahmad Dahlan - RS PKU Muhammadiyah – Jl. Bhayangkara - Pasar Kembang – Badran – Jl. Kyai Mojo - Bundaran SAMSAT – Pingit – Tugu – Jl. C. Simanjutak - Gondolayu – Jl. Kaliurang - Mirota Kampus – MM UGM - Ring Road Utara - Kentungan – Terminal Condong Catur – Ringroad Utara – Jl. Adisucipto - Maguwoharjo – Bandara Adisucipto – Maguwoharjo – Janti (lewat bawah) – Blok O – JEC - Jl. Gedongkuning - Babadan Gedongkuning – Rejowinangun – Basen – Pegadaian Kotagede – Jl.Nyi Pembayun - HS-Silver – Tegalgendu – Terminal Giwangan.

        Diatas telah disajikan secara lengkap jalur bis TransJogja beserta kode jalur dan rute yang dilalui bis tersebut. Beberapa tahun lalu harga tiket naik bis sangat murah, yaitu 3000 rupiah meskipun rutenya jauh seperti dari marlioboro ke Prambanan. Untuk tahun 2015 harga tiketnya mungkin sekitar 3000-4000 rupiah. Tetapi meskipun begitu sangat terjangkau. Ingat, lihatlah rute transportasi tersebut lalu tentukan jenis transportasi yang menurut anda sangat nyaman.

Penginapan
         Untuk masalah penginapan memang tidak bisa dianggap remeh terlebih lagi jika ingin pergi wisata dadakan. Jika tidak membutuhkan penginapan anda semua bisa tidur di pinggir jalan ataupun tidur di mana saja dan pertanyaanya maukah kamu seperti itu?. Ada beberapa orang yang menjawab It's Ok no problem ada juga yang menjawab Oh no. We must go to the hotel or losmen. Jadi, anda tinggal pilih saja. Perlu diketahui ketika anda ingin wisata ke Jogja jangan kawatir dengan harga hotel disana. Di kota Jogja banyak sekali hotel yang sangat murah dengan fasilitas memuaskan. Beberapa contoh berikut. Ada hotel dengan harga sekitar Rp 50.000 - 65.000 mendapatkan fasilitas makan pagi, kamar mandi didalam, ada tempat olah raga, dan mendapatkan minum gratis. Ada juga beberapa hotel yang harganya Rp 60.000 kebawah dengan fasilitas terbatas. Ada juga hotel dengan harga kisaran Rp 200.000 - 1 juta dengan fasilitas maksimal dan sangat nyaman. Jadi, anda tinggal pilih. Tidak hanya di kota Jogja saja tetapi di tempat lain juga ada seperti di kota-kota besar ada penginapan murah. So, anda semua tinggal pilih menurut domet anda dan kenyamanan anda.

        Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wisata hal-hal yang perlu diperhatiakn, yaitu tentang uang yang dimiliki, barang pribadi, transportasi, dan penginapan. Keempat hal tersebut merupakan objek vital yang harus diperhatikan. Jika memilih keempat pilihan tersebut yang paling ekstra vital yaitu di uang yang dimiliki serta barang pribadi. Jadi, tips diatas dapat dimanfaatkan sebagai acuan jika ingin wisata dadakan tanpa direncanakan. Jika ada tambaha dari pembaca Please share with me supaya bisa menjadi bahan bacaan bagi para traveler.

CARA MENYEMBUHKAN PENYAKIT

Kamis, 19 Maret 2015

CARA MENYEMBUHKAN PENYAKIT TANPA OBAT

Sehat dan sakit merupakan satu kata yang bertolak belakang mengenai tujuan kata tersebut. Artinya, bahwa sehat selalu menjadi idaman bagi semua orang sedangkan sakit selalu dihindari seseorang. Hal tersebut sangat wajar mengingat pepatah yang berkata, "Sehat mahal harganya". Pada kesempatan kali ini ada berbagai cara menyembuhkan penyakit tanpa obat. Obat yang dimaksud adalah obat dari bahan kimia bukan obat herbal. 

Secara garis besar, penyakit berasal dari lingkungan yang kotor ataupun dari lingkungan alam yang tidak terduga. Musim pancaroba atau musim peralihan dari musim hujan ke musim panas atau sebaliknya terjadi fase orang sakit. Artinya, pada musim pancaroba banyak sekali orang sakit. Contohnya sakit panas, batuk, dan pilek. Perlu diketahui bahwa asal penyakit sebenarnya bukan dari lingkungan tetapi penyakit dari diri manusia sendiri. Lingkungan belum tentu membawa dampak penyakit. Sebagai contoh ada 2 seorang anak balita yang mempunyai nama si A dan si B. si A sejak kecil oleh orang tuanya dibiarkan bermain disaat hujan-hujan sedangkan si B sejak kecil dilarang oleh orang tuanya untuk tidak bermain disaat kondisi hujan supaya si anak tidak sakit-sakitan. Tanggapan tersebut salah besar. Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, anak sejak kecil dilatih untuk bermain dengan hujan-hujan mungkin beberapa kali sakit panas tetapi lambat laun si anak tidak gampang sakit-sakitan karena tubuh sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ekstrim.

Tubuh manusia memiliki imun tersendiri yang berguna untuk mengobati diri sendiri dikala manusia itu sakit. Ada suatu kisah nyata bahwa ada anak mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan di luar ruangan. Suatu ketika, dalam dua hari mahasiswa tersebut sakit panas dan sudah dilakukan cek temperatur suhu tubuh 37-38 derajat celcius. Suatu ketika mahasiswa tersebut tidak memiliki uang untuk mebeli obat penurun panas. Pada malam hari anak muda tersebut nekat pergi jalan-jalan dengan kondisi badan panas. Anak tersebut jalan-jalan malam yang udaranya lumayan dingin. Jalan-jalannya lumayan lama sekitar 2 jam lebih. Akhirnya, anak muda tersebut sudah senang dan puas lalu kembali dia ke dalam tempat kosannya. Ketika membuka jaketnya lalu mengalami kejadian aneh. Tubuh yang semula panas setelah pulang dari jalan-jalan lalu hilang panasnya. Anak muda tersebut mencoba mengetes temperatur tubuh dan hasilnya normal. Anak muda tersebut lalu pergi cuci tangan dan kaki lalu pergi tidur. Besuknya anak muda tersebut sembuh total.

Dari cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit sebenarnya berasal dari pikiran manusia bukan dari lingkungan. Jadi ketika sakit cobalah untuk menyenangkan pikiran dan memiliki tekad ingin sembuh. Alhasil anda pasti sembuh. Ingat ini hanyalah sebuah pengalaman yang mungkin dapat dijadikan acuan untuk ditiru. Jika anda memang sembuh dengan cara minum obat dari resep dokter, lakukanlah.





KATA KAJIAN DAN KATA POPULER

KATA KAJIAN DAN KATA POPULER
       
       Sebelum mempelajari suatu kata, kita akan mempelajari pengertian kata. Kata merupakan kumpulan beberapa huruf (a-z) yang dirangkai sedemikian rupa sehingga memiliki makna tertentu. Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata merupakan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa. Kata juga dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang berdiri sendiri (morfem tunggal). Contoh: (1) adat, (2) asli, (3) makan pagi. Contoh (1) dan (2) terdiri dari 1 kata yaitu adat dan asli sedangkan contoh (3) terdiri dari dua kata yaitu makan pagi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kita selalu mengenal jenis-jenis kata, diantarannya terdapat kata kajian dan kata populer. Supaya lebih jelas dalam mempelajari kata kajian dan kata populer dijelaskan sebagai berikut. 
       Kata kajian merupakan kata ilmiah yang biasa digunakan dalam kalangan pelajar, pertemuan resmi, perkuliahan, dan diskusi ilmiah. Kata ilmiah biasanya sulit dipahami jika kita mempunyai kosa kata yang sedikit. Meskipun demikian, hal tersebut dapat kita atasi dengan cara bantuan sebuah kamus untuk mengetahui arti dari kata ilmiah / kata kajian tersebut. Contoh kata kajian adalah:
  • Harmonis
  • Formasi
  • Modern
  • Kontenporer
  • Final
  • Konsesi
  • Depresi
  • Kapitulasi
  • Konserfatif
  • dan masih banyak lagi contoh lainnya.
       Kata populer merupakan merupakan kata yang sering dipakai atau digunakan dalam kegiatan komunikasi sehari-hari baik komunikasi antar teman sebaya atau antar keluarga, komunikasi antar lapisan dari lapisan bawah sampai lapisan atas. Perlu digaris bawahi bahwa kata populer merupakan kata untuk berkomunikasi sehari-hari. Contoh kata populer sebagai berikut.
  • Sesuai
  • Susunan
  • Maju
  • Sezaman
  • akhir
  • Izin
  • Kemunduran
  • Penyerahan
  • Kolot
  • dan masih banyak lagi contoh lainnya.
       Kesimpulanya adalah kata kajian dapat diartikan kata ilmiah yang biasa digunakan dalam forum resmi atau para pelajar sedangkan kata populer merupakan kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Sebagai bahan latihan sederhana, perhatikan soal berikut.

Untuk siswa SMP/MTs
1. Buatlah minimal 10 kalimat yang mengandung kata kajian!
2. Buatlah minimal 5 kalimat yang mengandung kata populer!

Untuk siswa SMA/MA
1. Carilah satu artikel dan satu berita yang berasal dari majalah/koran. 
2. Coba golongkan yang termasuk kata kajian dan kata populer dengan menggunakan tabel analisis.
_______________________
Daftar Rujukan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Wibowo W. 2003. Manajemen Bahasa: Pengorganisasian karangan pragmatik dalam bahasa Indonesia untuk mahasiswa dan praktisi bisnin. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

NASIB KESENIAN KETOPRAK

Rabu, 18 Maret 2015

NASIB KESENIAN KETOPRAK DI LAPANGAN DUSUN SEMINANG DESA SUMBERAGUNG WATES – KEDIRI PADA ERA REFORMASI

Oleh: Susie Galih Ajiningtyas

      Dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), penulis mengangkat tema penulisan karya tulis mengenai kebudayaan yaitu “NASIB KESENIAN KETOPRAK DI LAPANGAN DUSUN SEMINANG PADA ERA REFORMASI”. Dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian di Dusun Seminang Desa Sumberagung dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
      Alasan penulis mengambil tema mengenai kebudayaan adalah karena keprihatinan penulis terhadap kebudayaan bangsa terutama ketoprak yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya, Indonesia lebih unggul di bidang keseniannya. Indonesia merupakan negara yang terkenal kaya akan suku-suku budaya dan keseniannya. Diantara ribuan kesenian daerah yang ada di Indonesia salah satunya adalah kesenian ketoprak. Yang sekarang ini semakin diabaikan oleh sebagian besar masyarakat bangsa Indonesia sendiri.
Kebudayaan adalah aset terbesar bangsa di samping kekayaan lain yang bersifat materil. Selain itu budaya yang mencangkup kesenian menggambarkan identitas bangsa. Seiring dengan perkembangan jaman kesenian daerah ini semakin tergeser keberadaannya. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.
Ketoprak merupakan kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama, ketoprak ini timbulnya pada tahun kurang lebih 1922 pada masa Mangkunegaran. Sebagai ilustrasi diiringi gamelan yang berupa lesung, alu, kendang dan seruling, karena cerita atau pantun-pantunnya merupakan sindiran kepada pemerintah atau kerajaan maka kesenian ketoprak ini lalu dilarang. Namun karena kesenian rakyat akhirnya tetap berkembang di daerah pedesaan atau pesisiran. Setelah sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa lengkap dan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan ceritanya. Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog bahasa jawa.
Ketoprak adalah seni pertunjukan rakyat yang populer di kalangan masyarakat dan budaya (Dr. Budi Santoso, S.J., 1997, 11). Ketoprak merupakan kesenian rakyat Jawa Tengah, namun juga bisa ditemukan di Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketoprak sudah menjadi salah satu budaya Masyarakat Jawa Tengah dan bisa mengungguli kesenian lainnya, seperti Srandul, Emprak dll. Asal mula ketoprak ini terwujud dari permainan para pemuda di dusun yang sedang bermain sambil diiringi irama lesung pada saat bulan purnama. Namun kebiasaan tersebut kinggi menjadi salah satu budaya dan salah satu seni drama tradisional kuno. Alat musik yang digunakan pada awalnya hanya lesung namun dalam perkembangannya disertai pula dengan seruling, terbang, gendang, gong dan beberapa nyanyian jawa (tembang jawa). Ketoprak jawa yang masih menggunakan lesung tergelar sekitar tahun 1887 dan mulai diubah instrumennya menjadi lebih lengkap pada tahun 1909.

SEJARAH SINGKAT
      Lahir pada bagian terakhir pada tahun 1920-an dan dipengaruhi oleh popularitas seni drama baraht (Tonil) yang menabjibkan. Kesenian ketoprak berkembang mendekati kesenian wayang yang selama ini mempengaruhi kebudayaan masa di Indonesia (Dr. Budi Santoso, S.J., 1997, 11).
Hatley, seorang sarjana Australia yang baru-baru ini meneliti tentang ketoprak telah menulis bahwa sejak awal berdirinya ketoprak adalah sebuah hiburan populer dari wong cilik yang sedang berhadapan dengan ancaman-ancaman medernisasi (Dr. Budi Santoso, S.J., 1997, 13).
Asal mulanya pertunjukan ketoprak menyajikan keakraban akan kejujuran dan keaslian sebuah seni yaitu tanpa maksud-maksud komersial. Selama masa kependudukan Jepang di Jawa (1942-1945) sandiwara ketoprak ternyata dapat dengan sukses dimanfaatkan oleh rezim militer pada waktu itu sebagai sebagian alat propaganda perang (Dr. Budi Santoso, S.J., 1997, 29-31)
Sekarang ini masyarakat Indonesia, sedang masuk dalam era reformasi. Reformasi merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar sepuluh tahun yang lalu, dan mulai begitu popular sebagai ideologi baru sekitar sepuluh tahun terakhir. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi.
Gejala yang juga menonjol sebagai dampak dari globalisasi informasi adalah terjadinya perubahan budaya dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Masalah yang paling krusial dalam globalisasi adalah kenyataan bahwa perkembangan iptek dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang di Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang selalu khawatir akan tenggelam dilanda arus globalisai dalam berbagai bidang  politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita.
Dua kekhawatiran  ini jelas bukan tanpa alasan. Khusus dalam bidang hiburan masa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Misalnya, sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju di Amerika Serikat, Jepang, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang juga semakin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populair lain yang tersaji melalui kaset, VCD, dan laser disk yang berasal dari negara manca pun terus mengalir di tengah-tengah kita. Fakta demikian cukup sebagai bukti betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya.

Ketoprak di Dusun Seminang
      Menurut masyarakat Dsn. Seminang, Ds. Sumbaragung, pada era reformasi ini terjadi perubahan terhadap kebudayaan Indonesia terutama kesenian ketoprak. Masuknya kebudayaan baru bersifat negatif terhadap kelangsungan kebudayaan tradisional dan sangat membahayakan kebudayaan timur. Seorang pemain ketoprak sangat prihatin sekali terhadap perubahan budaya, sebab masyarakat kita sudah sudah mulai meninggalkan kebudayaan bangsa dan orang tua sekarang jarang sekali memberikan pendidikan kebudayaan terhadap anak didiknya. Selain itu masuknya teknologi yang modern sangat mempengaruhi proses pelestarian kebudayaan.
      Mereka juga berpendapat bahwa mereka sangat ragu sekali jika bangsa kita mampu mempertahankan kebudayaan sebagai identitas bangsa pada era reformasi yang yang semakin memprihatinkan. Bahkan masyarakat sekitarnya juga sangat tidak yakin sekali kalau kesenian ketoprak akan terus berjaya.

Ketoprak vs Hiburan Modern
      Hiburan yang penuh dengan kemeriahan dan keglemoran, sekarang ini telah mampu membutakan hati masyarakat akan kesenian daerah sepertihalnya ketoprak. Berdasarkan hasil angket dari pertayaan “Andai ada dua pilihan hiburan yaitu ketoprak dan huburan seperti pertunjukan band, apakah anda akan memilih ketoprak?”. Dari 50 responden hanya ada 30% yang menjawab “ya”. Itu berarti kesenian hanya sedikit sekali yang masih menyukainya. Hiburan modern yang pada hakikatnya dapat merusak kebudayaan bangsa justru sekarang ini banyak diminati.
Kenyataan ini sudah dapat menggambarkan akan keberadaan dan kelangsungan kesenian ketoprak di masa yang akan datang. Dahulu kesenian ketoprak menjadi ajang hiburan yang dengan mudahnya sering kita jumpai di televisi maupun di pergelaran terbuka. Namun setelah pergantian orde baru ke era reformasi kesenian rakyat ini semakin terpuruk, bahkan kini nasibnya bagaikan di ujung duri. Peribahasa ini bermakna nasib kesenian ketoprak saat ini sangat mengkhawatirkan. Jika kita semakin tidak mempedulikan akan nasib ketoprak maka hal itu akan terjadi. Perlu kita ingat tentang berita tentang reog yang menjadi salah satu kebudayaan Indonesia yang hampir direbut oleh negara lain. Hal inilah akibat dari kelalaian masyarakat sendiri akan reog sebagai kesenian murni ciptaan Idonesia.

Pandangan Masyarakat akan Kesenian Ketoprak
Semakin hari, kian lama kebudayaan ketoprak semakin pudar, hal yang kuno dan kurang gaul, itulah tanggapan dari anak-anak muda terhadap kesenian ketoprak. Mereka menganggap kesenian ketoprak adalah tontonan orang tua (nenek-nenek), yang apabila mereka menonton kesenian tersebut mereka merasa gengsi. Dari rasa gengsi inilah menjadikan kesenian ketoprak semakin dipojokkan oleh para generasi muda saat ini. Selain tanggapan ini, mereka juga menganggap bahwa ketoprak jika dilihat sangat kurang menyenangkan dibenak mereka. Padahal jika mengingat perjuangan nenek moyang dahulu, nenek moyang kita sangat mati-matian untuk memperjuangkan demi meraih suatu kesenian yang ada di Indonesia agar dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Sebenarnya, jika kita resapi tentang tujuan dari kesenian itu sendiri, kesenian sangat bermanfaat dan menyenangkan bagi audiennya jika mereka mau menyaksikannya.
Di sisi lain dari opini mereka, sebagian besar masyarakat terutama masyarakat dari golongan religius juga berpendapat bahwa kesenian sangat dilarang oleh agama. Padahal jika kita telusuri lagi tentang sejarah Sunan Kalijaga masa lampau, kesenianlah yang menjadi wadah bagi beliau dalam menyebarluaskan agama Islam melalui hasta karyanya yaitu wayang. Mereka yang berpendapat bahwa kesenian sangat dilarang oleh agama itu sangat salah besar sekali. Kemungkinan besar mereka tidak mengingat-ingat kembali tentang perjuangan Islam ketika menyebarkan ajaran agama ke seluruh dunia.
PEWARISAN BUDAYA .
      Berdasarkan hasil observasi di lapangan yaitu di Desa Sumberagung, penulis mengambil subjek suatu grup kesenian ketoprak yang dipimpin oleh Ki Koyek. Beliau berpendapat bahwa mereka semua turut prihatin akan nasib kesenian Ketoprak di era reformasi.
Oleh sebab itu, proses pewarisan budaya suatu generasi tidak dapat bersifat pasif dalam menerima budaya dari generasi pendahulunya. Mereka harus aktif dalam menyaring akan masuknya kebudayaan-kebudayaan baru seperti kebudayaan barat ke dalam kebudayaan Indonesia. Tanpa adanya partisipasi dan kesadaran dari generasi muda itu sendiri, kelangsungan kesenian budaya ketoprak tidak akan dapat terjamin kelangsungannya di tanah negeri Indonesia kita tercinta ini. Kemungkinan besar kesenian ketoprak akan punah dengan sendirinya. Tetapi dengan masih adanya nilai dan ukuran lama dari budaya yang diterima harus dikaji, dikupas, dan diperiksa untuk disesuaikan dengan perkembangan jaman, dengan demikian kebudayaan akan selalu bertunas dan berkembang dengan suburnya, tanpa merusak identitas asli budaya bangsa.
Kesenian ketoprak tidak akan punah jika sedari dulu proses pewarisan oleh orang-orang sebelum kita lebih menfokuskan anak didiknya dengan lebih memperkenalkan sejarah dan deskripsi mengenai kesenian ketoprak.

DRAMA RUJAK GEGER

RUJAK GEGER
 
Pangrepto 
Elsa Tursina, Ferine Artamefitria Aditama, Obi Martasuganda, Refardo Gelora Krisnajaya, Tri Afriliasari, dan Youkha Suta Wira

BABAK 1
Ing desa terpencil ing Kabupaten Loro Ati. Ana urip keluarga kang sederhana, yaiku keluarga ibu Marni, bu Marni iku janda duwe anak siji ingkang kaduen jeneng Rika. Saben dina bu Marni bakulan rujak ing omahe kanggo nguripi keluargane. Rika anake bu Marni saben muleh pawiyatan ngewangi ibuke bakulan ing omah. Wektu iku pas dina Senin, isuk- isuk bu Marni sampun nyiapke bahan-bahan gawe bakulan nde omah. Saben isuk bu Marni ngutus Rika tumbas bahan-bahan sing kirang wonten toko ing njero pasar.

Bu Marni    : “Ka tumbasno tempe telung ewu ing pak Andi.”
Rika           : “Nggih buk, ( krungune tape) pundi artane buk ?”
Bu Marni    : “Iki lo ka duwite.”

Rika iku bocah putri kang ayu parase lan resik atine. Nanging kekurangane, yaiku deweke kurang konsentrasi karo panggaweane lan pandengerane ora pati isa krungu. Rika diutus  tumbas tempe menyang pak Andi deweke malah tumbas tape ing pak Adi.

Rika            : “Buk ibuk, iki lo tapene” (bengak-bengok nyeluk i ibuke)
Bu Marni    : “Loh, kok tape to nduk ?”
Rika            : “Lha jenengan wau ngutus tumbas tape to buk ?”
Bu Marni    : “Oalah nduk nduk, tempe nduk cah ayu. Yawis ndang balik maneh kana!        (karo maringi duwit nde Rika)”

Rika mbalik tumbas tempe ning Pak Andi karo guyu kisinan ning dalan, ndelalah ndek dalan ketemu Beni kancane sekelas.

Beni        : “Hei Ka ? Arep menyang endi awakmu ?
Rika        : “Aku apene nang pak Andi Ben tuku tempe, lha awakmu arep nang endi?”
Beni        : “Walah padha Ka, ayo bareng nang mrana ne.”

    Beni iku kancane Rika awit cilik, yen neng ndi ndi arek loro iku mesti bareng bareng. Sak wise tumbas tempe arek loro mau banjur muleh nyang omahe dewe dewe.

Rika            : “Bu niki tempene”
Bu Marni     : “Oh iya nduk, yawes saiki ndang adus ndang budal sekolah”
Rika            : “Nggeh buk”

Rika banjur budal ing pawyatan. Rika sekolah ning SD Maburmawut 2 kabupaten Loro Ati, sing jarake karo omahe Rika lumayan adoh yaiku sekitar 3 kilo. Kaya biasane Rika budal sekolah bareng karo Beni numpak sepedah. Ing sekolah pas dina iku ana ulangan Matematika. Nanging Rika lali lak ana ulangan. Akhire deweke bingung kaya lutung kesarung.

Rika        : “Aduh piye ki. Aku durung sinau.”
 
Rika nggrumel ning ati lan usrek karepe dewe. Beni sing kancane sebangku awit TK bingung pas nyawang tingkahe Rika.

Beni        : “Heh, kon iku nyapo ? Usrek wae. Aku gak isa konsentrasi iki.”
Rika        : “Sepurone Ben, iki aku bingung. Durung sinau, gak isa jawab.”
Beni        : “Wis wis, tenang. Ojo bingung tak kandani.”
Rika        : “Temenan to Ben ? Matur suwun ya.”

Karo wajah sing berwibawa Beni nawari jawaban ning Rika. Maklum Beni iku jawara matematika ing kelas.

BABAK 2
Bu Marni iku ora siji sijine bakul rujak ing Desa. ing RT sebelah ana bakul rujak ingkang terkenal karo rasane sing cetar membahana gak enak’e lan maju mundur regane. Jenenge rujak ibu Laura, bu Laura iku ibune Beni koncone Rika awit cilik. Anake kancanan nanging ibune musuhan. Bu Larua sirik karo rujake bu Marni sing rame sing tuku lan enak rasane.

Bu Laura    : “Sepi maneh sepi maneh. Iki warung apa polsek sing wong wong podo wedi arep mampir.”

Deweke ngedumel ning ati amargo sepi warunge ora ana sing tuku. Ora suwe ana swara motor mandek ning ngarep warung.

Tiang Jaler    : “Buk ! Tumbas rujak.”
Bu Laura    : “Nggih mas. Di dahar mriki napa di beto wangsul ?”
Tiang Jaler    : “Di maem mriki mawon bu, kaleh kopine nggih !”
Bu Laura    : “Nggih mas, riyen nggih.”
 
Ora suwe tiang jaler mau kelar lek dahar.

Tiang Jaler    : “Buk ! Pripun to buk. Rujake jenengan kok sepet ngeten to buk.”
Bu Laura    : “Lha pripun to mas ? Wong lak ku ngulek ya rosa lo mas, paling ya kecampur keringet titik mau.”

Tiang jaler    : “Oalah buk buk, pinten totale ?”
Bu Laura     : “Rujake 20 rb, kopi ne 6 rb. Dadi totale 26 rb mas.”
Tiang jaler    : “sampean iku malak apa ngrampok to bu, rujak keringet ngunu kok 20 rb, wis kopi ne pait pisan. Yawis yawis iki duwite.”
Bu Laura     : “Wis dimasakne protes ae, ngomong ae lak gak duwe duwit mas.”

Bu Laura iku tiange kang licik, piye amprih bati apa wae isa dilakokne. Lan krungu-krung soko ngrumpiane ibu-ibu arisan rujake bu Marni iku ora tau sepi sing tuku, lan iku gawe gregeten bu Laura.
 
Bu Laura    : “Apa enak’e to rujak’e si Mar kuwi, padahal to enakan pooollll rujakku. Padahal ya jik ayunan aku, enoman aku, mancungan aku.”

Deweke pegel karepe dewe.

Bu Laura    : “Hmmm, mboh piye carane aku kudu isa gawe warung rujake Mar kuwi sepi sing tuku. Tapi piye carane ya ?”
 
Sifate kang ala akhire metu, deweke sirik kalian warung rujak bu Marni sing rame wong tuku. Ora suwe Beni mulih saka sekolah.

Beni        : “Assalamu’alaikum. Beni wangsul buk.”
Bu Laura    : “...................”

Bu Laura meneng wae ora nyauri salam anake. Beni sing nyawang ibuke iku bingung mergo ibuke iku nglamun lan ngomong-ngomong dewe. Beni banjur ngampiri ibuke lan njawil kupinge.

Beni        : “Buk ! Buk ! Buk !”
Bu Laura    : “Hih. Apa to arek iki ? Ana apa Ben ?”
Beni        : “Lha jenengan nglamun wae lo buk, kula salam mboten di jawab.”
Bu Laura    : “.......”

Bu Laura meneng wae karo nyawangi Beni. Ora suwe dewek’e duwe ide pie amprihe warunge bu Marni sepi sing tuku.

Bu Laura    : “Ben ! Sampeyan saiki tak utus tumbaso rujak ning Bu Mar ya, omahe kncomu iku lo.”
Beni        : “Kagem napa to buk ? Awkdewe kan ya dodolan rujak to buk ?”
Bu Laura    : “Wis to, ojo takon wae ! Ndang budal, iki duwite.”
Beni        : “Nggih buk.”

Ora suwe Beni teko menyang omahe warunge Rika. Lan ora sengaja sing ngedoli kuwi ya Rika.

Rika        : “Loh Ben. Ana apa ?”
Beni        : “Anu Ka, aku di utus ibuk tumbas rujak neng kene.”
Rika        : “Loh, ya apa ora dodolan rujak to ibukmu ? kok tumbas rujak nde kene, apa ogak enak gawe dewe ?”
Beni        : “Mboh iku ibuku aneh temen.”
Rika        : “Yawis, iki rujak’e. Kabeh dadi 7 rb ya.”
Beni        : “Iya, aku balik disek ya.”

Pas teko menyang omah Beni di kandani ibu’e.

Bu Laura    : “Ben, iki nko rujak sampean maem !
Beni        : “Nggih buk.”

Sakwise rujak’e di maem karo Beni, bu Laura marani Beni lan arep ngomong sesuatu.

Bu Laura    : “Ben. Ayo nyang mrene ! Ibuk arep matur.”
Beni        : “Wonten napa buk.”
Bu Laura    : “Piye carane sampeyan kudu akting yen weteng mu loro bar maem rujak’e Mar kuwi. Ngerti ?”
Beni        : “Lha kok ngoten buk ? Wonten napa ? Beni mboten purun.”
Bu Laura    : “Beni !! Sampeyan ngerti apa ora yen warunge awkdewe iki sepi ora ana sing tumbas. Kabeh wong wong podo tumbas ning warunge koncomu iku. Carane ngene awakedewe bangkrut.!”
Beni        : “Kula mboten purun buk, Rika niku rencang kula ket alit, mboten saget ngefitnah Rika kula buk.” ( karo mbrebes arep nangis )
Bu Laura    : “Beni !! Sampeyan pilih ndi ? Ora tak paringi sangu sekolah apa manut ibuk’e ?”
 
Beni langsung ngalih ning kamar karo nangis. Sesok’e, Beni ora mlebu sekolah amargo printah saka ibuk’e.,

BABAK 3
Bu Laura banjur marani pak RT lan rame-rame ngajak warga ing warunge Bu Marni. Amargo fitnahan bu Laura sing ngefitnah yen rujak’e bu Marni racunen.

Bu Laura : “( ndodog lawange Bu Marni ) Heh! Metu we Marni! Dloken anakku Beni! Kok apakne kok sajake wetenge lara! “
Bu Marni :“( kaget lan metu soko omah) Astaghfirullah wonten nopo niki buk (bingung ndelok bu Laura sing nesu - nesu)“
Bu Laura :” Halah rasah nggaya ora eroh, aku ngerti sajake rujakmu racunen to! Dloken anakku Beni wetenge loro!”
Bu Marni : “ Astaghfirullah bu mboten bu mboten, rujak kulo mboten wonten racune, saestu bu, sumpah!”
Bu Laura : “ Alalalala rasah ngapusi, mlebu neraka kapok kowe mengko! “

warunge bu Marni di tutup karo warga lan pak RT. Semenjak iku warunge bu Laura rame sing tuku. Lan Bu Marni mung pasrah karo tuduhan iku. Rika sing sajake ora percoyo karo fitnahan warga takok dewe karo Beni ing sekolah.

Rika : “ Ben Beni (nimbali Beni) “
Beni : “ Dalem Rik enek apa? “
Rika : “ Ben temenan to weteng mu lara amarga rujake ibukku, jawaben jujur Ben”
Beni : “ Jujur Rik kui cuma fitnahane ibukku aku dikongkon ibukku lara weteng supoyo     rujake ibukmu gak laris maneh, aku nyuwun ngapuro ya Rik ”
Rika : ” iya Ben tak ngapuro nanging aku temenan kecewa karo ibukmu kok tego temenan     ibukmu Ben karo ibukku”
 
Akhire Rika ngerti ceritane sing bener, muleh sekolah banjur langsung cerita karo pak RT lan ibukke. Semenjak iku Warunge bu Marni mbalik rame lan warunge bu Laura suwi suwi malih sepi, sak wis e kejadian iku bu Laura gak dipercoyo warga maneh.

DRAMA DINA SIAL


DINA SIAL‘E DINDA

Pangrepto
Dinda Afriana, Dwifi Aprillia, Naufal Ghani, Niken Puspasari, Shafira Kurnia, lan Wita Puspita 

Ing sawijining dino ing sekolah menengah atas negeri bangsal . Wita sengojo melbu isuk jam 6.10 ben isa nggarap tugas Matematika.

Syasa  : Ken, tugas mu wes gung ?
Niken : Tugas apa ?
Syasa : Tugas Matematika halam 12
Niken : Ugung, hehehe. dinda nde bengi omong jarene ora usah di garap ae, gurune apikan kok.
Syasa : wes kon iki, aiya garap bareng
Niken : masalah'e aku gak isa eg sa, aku sik gung paham
Syasa : trus iyak apa iki, aku ya ora isa ken, mangkane aku teko luwih isuk, ben isa nggarap. sing penting kan awake dhewe isa disik.

Selajengipun dwifi teko.

Niken  : kuwi loh dwifi, takok'o bocah'e wes gung, biasane uwes
Syasa  : Dwifi , tugas matematika mu wes?
Dwifi   : wes sa, tp enek sing durung mergane jek gung nemu jawabane
Niken : wes ora apa apa, sing penting warahono aku karo sasya.

Selama iku dwifi warahi matematika niken lan wita. bel muni menunjukan jam 6.50. Kelas wes mulai akeh bocah, kecuali dinda, dinda raonok nde kelas, padahal jam pitu kurang 5 menit gerbang wes ditutup.

Dwifi : kurang 5 menit ngkas pintu gerbang ditutup, dinda gak melbu ta?
Niken : melbu , telat paling
Shasya : cah wi mesti telat ta?
Dwifi karo niken mung geleng-geleng. bel muni , tanda pelajaran ape mulai . ko adohan ketak dinda mblayu
Dinda : peh .. ngertio aku mau mblayu ben gak di hukum pak jat
Dwifi : Mangkane ta, Aja teko telat. Ngeneki akibate, tugas gung nggarap, telat sisan
Dinda : La aku ndek wingi bengi delok film seng uapik eg fi.
Dwifi : Wes, Ndang digarap tugas Matematika’e
Dinda : Alah, gak usah digarap ae, kan guru ne apikan
Sasya : Meskipun ngono iya digarap ta din. Ngajeni gurune.
Niken : Hooh din. Engko lek awm gak munggah goro” tugas iki piye ?

Ora suwe, Pak Nat rawuh  ing kelas nggolek'i dinda

Pak Nat  : Ndi dinda ? wes telat malah mblayu. Ra ndue unggah ungguh
Dinda     : Goro-goro awakmu, aku maleh kenek lo.
Pak Nat : Wes, awakmu tak hukum, ngeresik I jeding iki sampek resik

Dinda : Nggih pak ..

2 jam kemudian Garapane dinda nde jading wes bar, dinda melbu kelas.

Dinda   : “Assalamualaikum” (karo ngetak pintu sing banter)
Bu Wit : Waalaikumsalam, bar ko ndi cah ayu? Awakmu kuwi niat sekolah apa gak? Tugas mu wes rampung nduk ?
Bu wit : hehe (Karo ngguyu)
Bu wit : malah ngguyu, awakmu ora nduwe sopan santun, wes telat , tugas ora nggarap. saiki awamu ora usah melbu kelas ku, metu!

COWPOX

COWPOX
(naskah ujian PP IV-IPS 1982)

        Edwar Jenner was a simple country doctor who lived in the 18th century. It was he who conquered smallpox, the terrible disease that through the centuries had killed or disfigured contless victims.
        He worked as a country doctor in cloucestershire, one of the country districts in england. He noticed that a milkmaid who had come to consult him had said: “i cannot catch small pox because i have had cowpox”. Cowpox was a harmless disease caught from cows in which the hands become covered with small boil like pinples. Jenner was interested in this. He found that there was a strong believe among country folk that if they had once had cowpox they could not catc the more serious disease of small pox.
        For nearly 25 years jenner worked on these ideas. He actually gave people cowpox and found that very rarely did they afterwards get small pox. Then on the 14th may, 1796, he carried out his famous experiment. He infected a small boy a milkmaid. When the boy had barely recovered from this disease, jenner infected the same boy with smallpox. As he expected the boy did not catch the more serious and deadly disease. Thah was the beginning of vaccination which has saved, and still is saving, many thousand of lives. 

DRAMA JAKA TARUB

Minggu, 15 Maret 2015

JAKA TARUB

Dening
Dennis indrawan, Nawang Sari, Fifi Afnira Valentina, M. agung Prasetyo, M. ivan Ramadhan, Salma Sekarpertiwi, lan Selly Tamara


1
Para Nawang lagi guneman ing kahyangan. Dheweke mudun saka kahyangan arep adus ing bumi.

Nawang Sekar    : “Ayo para dulur, dolan menyang bumi.”
Nawang Lintang  : “Wah...ayo. nanging dolan ing ngendi?”
Nawang Sari       : “Aku duwe ide, ayo adus ing sumber”
Nawang Wulan, Lintang, Sekar : “(nggawa slendhange) Ayo....”
Nawang Sekar   : “Wah...seger tenan banyune.”
Nawang Sari      : “Iya, bening banget”
Jaka Tarub        : “(intip-intip) Wah...sapa kuwi? Ayu tenan rupane.”
Jaka Tarub       : “Wah...slendhang endi sing arep dakjupuk? Iki wae wes.”

Rada suwe, para Nawang mentas saka sumber. Para Nawang njupuk slendhang dewe-dewe.

Nawang Sari          : “Ayo padha mentas, langit wis arep peteng”
Nawang Sekar       : “Ayo bali, sesuk menyang kene maneh”
Nawang Wulan       : “(bingung tolah-toleh) Lho... ngendi slendhangku?”
Nawang Lintang     : “Iku mau kowe seleh ngendi?”
Nawang Wulan      : “(nuding watu gedhe) Ing watu gedhe kuwi, bareng mbakyu kabeh”
Nawang Sari         : “Apa ana manungsa liwat lan njupuk slendhangmu Nawang Wulan?”
Nawnag Lintang    : “Aku ora ndeleng ana manungsa liwat.”
Nawang Sekar      : “Piye iki, langit wis arep peteng.”
Nawang Sari         : “Iyo, yen ora ndang bali kahyangan bakal ditutup”
Nawang Lintang    : “Yen ngono, kowe ing kene wae, golekana slendhangmu. Yen wis ketemu kita bakal nyusul kowe”
Nawang Wulan      : “Inggih, Mbakyu.”
Nawang Sari         : “Ya wes ati-ati, Nawang Wulan.”

Para Nawang mulih menyang kahyangan. Jaka Tarub teka lan nyedeki Nawang Wulan.

Nawang Wulan     : “(susah ) Ana ngendi slendhangku ya?”
Jaka Tarub           : “Geneya kowe kok sedhih banget?”
Nawang Wulan     : “Aku kelangan slendhang, apa kowe ngerti?”
Jaka Tarub           : “Aku ora ngerti. Aku Jaka tarub, omahku ana ing desa kulon. Sapa jenengmu?”
Nawang Wulan    : “Aku Wulan, aku kesasar ana ing kene lan arep nggoleki slendhangku”
Jaka Tarub          : “Yen kowe gelem, kowe oleh nginep ing omahku. Sesuk isuk dakrewangi nggoleki slendhangmu kuwi”
Nawang Wulan    : “Wah...matur suwun Jaka Tarub”

2
Seminggu Nawang Wulan ana ing omahe Jaka Tarub lan dheweke isih ora nemokake slendhang iku. Sanalika, Jaka Tarub kesemsem marang Nawang Wulan. Dheweke nglamar lan rabi karo Nawang Wulan.

Jaka Tarub          : “Dinda, Akang budal menyang alas sek ya!”
Nawang Wulan   : “Iya, Kang. Mengko Dinda cepakake lawuh sing enak”

Ing pawon Nawang Wulan arep adang sega gawe Jaka Tarub. Ora sengaja Nawang Wulan nemokake slendhange ing njero wadah beras. Dheweke kaget lan nangis.

Nawang Wulan  : “(nangis) Apa iki ana hubungane karo Kang Jaka?”
Jaka Tarub          : “Ana apa, Dinda?”
Nawang Wulan   : “(nduduhake slendhange) Apa iki ana hubungane karo Kakang?”
Jaka Tarub         : “Dinda, Akang njaluk sepuro. Kakang ora ana niat elek. Iku kabeh amarga Kakang tresna karo Dinda!”
Nawang Wulan   : “Sepurane, Kang. Dinda bakal bali menyang kahyangan. Dinda ora bisa ing kene terus”

3
Para Nawang ing kahyangan duwe pratanda yen slendhange Nawang Wulan wis ketemu. Dheweke mudun ing bumi nyusul Nawang Wulan.

Nawang Lintang     : “Dulur, batinku ngomong yen Nawang Wulan butuh pitulungan”
Nawang Sari          : “Ayo dulur, mudun menyang bumi nyusul Nawang Wulan”
Nawang Sekar       : “Ayo, aku khawatir marang Nawang Wulan.”

4
Ing sumber, Nawang Wulan lan sadulure bali menyang kahyangan.

Nawang Sari           : “Nawang Wulan, ayo kowe bali.”
Nawang Lintang      : “Kowe aja percaya marang manungsa kuwi”
Nawang Sekar       : “Ayo dulurku”
Nawang Wulan      : “Inggih mbakyu”
Jaka Tarub             : “(nangis) Dinda, kowe aja bali”

Akhire Nawang Wulan mutusake ninggalne Jaka Tarub sing wis ngapusi deweke lan mulih menyang kahyangan dipapak dulur-dulure.

DRAMA MBOLOS SEKOLAH

MBOLOS SEKOLAH
 
Pangrepto
Annisa Rahma , Aula Putri Anindya, Mia Rosyda, Rifqi Nursakti, Safira Nur S, lan Nizar Zulmi

Ing sawijining injing tabuh 07.30, kahanan sekolah wis anyak sepi amarga kabeh siswa wis mlebu kelas. Lawang kori sekolah wis arepe ditutup.

Rifqi           : “Pak...Pak...sek Pak, ojo ditutup sek.” (Rifqi mbengok karo mlbayu nyang lawang kori)
P. Satpam   : “Awakmu neh? Jam pira iki, jam semene tas teko?”
Rifqi          : “Ngapunten pak, kula kawanen, tulung njenengan bukaaken lawangipun pak, please!”

Dumadakan teka kancane sekelas, yaiku Annisa sing nang esuk kuwi uga teka telat.

Annisa        : “Sek...Sek...ngenteni, ojo ditutup pak.”
P. Satpam   : “Awakmu yo teka telat, ora nduwe jam apa piye neng omah?”
Annisa        : “Ngapunten pak, kulo tak mlebet pak, sepisan niki wae, please pak!”

Rifqi lan Annisa sethithik memelas ben bisa diwenehi ijin mlebu saka Pak Satpam.

P. Satpam     : “Ya wis ya wis, mlebu kono, ning awas, aja dibaleni meneh, mengko aku diseneni kepala sekolah.”
Rifqi & Annisa : “Nggih pak.”

Neng tengah dalan mlebu kelas sing manggon neng lantai loro, dheweke kabeh sethithik nglakoake pacelathon. Annisa sing wedi yen diseneni gurune mlakune cepet-cepet banget, nanging Rifqi malah enek-enak lan nyantai. Dumadakan Rifqi malah mbujuk-mbujuki Annisa ben ora mlebu kelas pisan wae.

Rifqi        : “Nyantai ae lho sa, ora usah cepet-cepet mlakune, ojo kayak diuber setan.”
Annisa     : “Yah, awakmu iku, wes telat isih isa ngomong nyantai.”
Rifqi        : “Sa, saiki jam pira? “
Annisa     : “Jam 07. 45 menit, iki wayahe Bahasa Indonesia.”
Rifqi         : “Wah, meh telat sakjam  awake dhewe.”
Annisa      : “Lhah, kuwi awakmu ngerti.”
Rifqi         : “Aku nduwe ide Sa, piye lek awake dhewe mbolos wae, ora usah melu pelajaran.”
Annisa      : “Ah....ngawur awakmu’i, emoh-emoh.”
Rifqi        : “Yaelah awakmu, kaku banget, emang awakmu pengen oleh hukuman
                   teka Bu Lista guru Bahasa Indonesiane awake dhewe? Emang awakmu
                  gelem disoraki karo cah-cah gara-gara awake dhewe distrap neng ngarep kelas?”
Annisa     : “Hmmmm....iya sih, yo emoh aku.”
Rifqi        : “Ya wes, mendingan awakmu melu aku wae menyang kantin, karo nunggu pelajaran mari,
                   mending njajan wae dhisik....hehehe .”
Annisa     : “Yowislah, aku yo durung sarapan soale, ning awakmu sing traktir ya?”
Rifqi        : “Iya wes, gampang kui.”

Akhire dheweke kabeh luwih mileh kanggo menyang kantin ketimbang kudu mleboni kelas. Karo ndhelik-ndhelik, dheweke kabeh mlaku menyang arah kantin lan pas wis nganti ing ngarep kantin, bocahe konangan karo Bu Sa’adah (guru BP) neng ngarep tangga. Pas panggonane kantin kui sandingan karo tangga ngge menyang lantai loro.

Bu Sa’adah     : “Ehmm....sampeyan sampeyan iki arep nyang ndi, kok nggawa tas?”
Rifqi               : “Eh..ibu, anu Bu, kita badhe menyang toilet.” (karo sok akrab)
Annisa            : “Nggih..Bu...hehe.”
Bu Sa’adah    : “Emang menyang toilet kudu gawa tas ya? Aja ngapusi kowe, aku ngerti kowe
                         arep bolos mlebu kelas ta?
Annisa           : “Piye to we’i. (suara alon karo menyenggol awak Radit karo pundhak)
Bu Mariska    : “Nyapo gak mlebu?
Annisa           : “Kita telat Bu?
Bu Mariska   : “Wis ngerti telat, terus kowe arep  bolos menyang kantin? pelajaran apa kowe saiki?
Rifqi             : “Bahasa Indonesia, Bu. Gurunipun galak.”
Bu Sa’adah  :  “Wis ngerti galak, nyapa kok nggawe gara-gara?”
Rifqi             : “Kita mboten sengaja  telat bu, nanging tangine kawanan.”
Bu Sa’adah  : “Sing liya ae bisa tangi esuk, masa kowe ora isa?
Annisa         : “Saget bu, nanging wingi dhalu kula asik dolinan game online, mekaten kula tilem dhalu
                       banget.”
Rifqi            : “Bener bu, kulo enggeh ngoten.”
Bu Sa’adah : “Ya wis, ayo tak terne  mlebu kelas.”
Rifqi            : “Yah, Bu, mengke kita kenek hukuman.”
Bu Sa’adah  : “Ya kuwi resikomu cah bagus, makane kudu ngerti wayah. Kapan wayahe sinau, kapan
                        wayahe dolanan game, kapan wayahe turu.”
Annisa         : “Nggih bu, ngapunten.”

Akhire, dheweke kabeh diterne Bu Sa’adah menyang kelas. Ing ngarep lawang kelas.

Thok...thok...thok.
Bu Sa’adah    : “Bu, niki kulo semerep lare kaleh niki, dheweke arep bolos menyang kantin.”
Bu Lista         : “Hmm, sampeyan kabeh, gawe gara-gara wae.”
Annisa           : “Ngapunten bu, niki idene Rifqi.”
Rifqi              : “Ah..awakmui.”
Bu Sa’adah   : “Nggih pun Bu, kulo pamit riyen badhe wonten urusan. Monggo, Bu.”
Bu List          : “Nggih, Bu. Monggo. Yo wis tak ijini sampeyan kabeh mlebu, ning  sampeyan tak hukum
                       dhisik.”
Annisa          : “Yah...Bu.”
Bu Lista       : “Push up ping 35.”
Rifqi             : “Mboten kekathahen, Bu?”
Bu Lista       : “Cepet, gak usah ngenyang.”

Karo sorakan saka kanca-kancane, akhire dheweke kabeh bar nglakokake hukuman sing diwenehi Bu Lista lan dheweke kabeh sadar yen kedisiplinan kui penting banget mulane dheweke janji ora bakal telat maneh.

Bu Lista    : “Enak ta teka telat? Ayo kowe mlebu.”
R & A     : “Matur suwun bu.”
Bu Lista   : “Sesuk-sesuk aja dibaleni neh ya. Lek dibaleni tak pepe ing lapangan mburi. Gelem kowe?”
Annisa     : “Mboten bu, mboten. Kula kapok.”
Rifqi        : “Nggih, bu.”

DRAMA KEKANCAN


KEKANCAN SING BUYAR PISAHAN
Pangrepto
Adrian Efriza W, Almira Difa, Gloria Agung M, Joshua Ronaldo C, Ramadhina N, Retno Galuh

Vee. Aurel, lan Mala padha kekancanan. Ning parandane, Vee lan Mala luwih cedhak amarga dekne kabeh wis kekancan ketcilik. Lagekne Aurel kekancan karo Vee lan Mala lagek 2 taunan. Nanging, dina kuwi Mala ora teka menyang sekolah.

Vee                  : “Eh, Mala neng ndi ya ? Kok dheweke gak menyang sekolah  ?”.
Aurel               :”aku gak eroh. Nanginggak biyasane Mala absen. ndelalah Mala ngapa – ngapa   meneh.”
Vee                 :”yen ngunu, mulih sekolah mengko awake dhewe ngendangi Mala neng omahe. piye ?”
Aurel               :”Ehmm, nanging ngenteni dhisik. Dina iku ana ekskul PMR. dadi awake  dhewe mulihe jam 
                         setengah papat ( 15.30 ).”
Vee                 :”Oh iya, yen ngunu mengko wae yen ekskul PMR wes buyar, lagek awake dhewe menyang
                         omahe Mala.”
Aurel               : “Ok deh.”

Sabuyar’e sekolah, dekne kabeh meloni ekskul PMR nganti gebug 15.30 lan cepet menyang panggon parker kendaan kanggo mulih amarga saiki jam e ekskul basket. Nanging, ing tengah dalan, dekne kebeh ndeleng sesosok prawan sing lagi ngadek neng pinggir lapang.

Aurel               : “dheweke sapa ya ?”
Vee                  : “Siswa pingalihan ya?” ( nggatek ake prawan sing lagi mungkur   dekne   kabeh)
Aurel               :“Loh, yen dheweke siswa alihan, nyapo dheweke ana neng sekolah nang jam ekskul
                          basket ?”
Vee                  : “ora eroh. awake dhewe parani ayo !”
Aurel               : “dilut-dilut.” (suara handphone Aurel muni.)
Aurel               :”Duh, Vee, kayake aku gak bisa  melu gawe ngendangi Mala. Soal e embokku telfon,
                         tur dheweke kon ngancani menyang bandara gawe jemput mbah putri gue sing teka saka
                         Jakarta. Sepurane ya ?”
Vee                  :”Huft, ya wes lah. gak apa-apa kok.”
Aurel               :”yen ngunu, aku lunga dhisik ya. Vee marani prawan sing ana neng pinggir lapangan kasebut
                         kanggo njawab rasa pemasarane.”
Vee                  : ( ngudarasa )” Kok dheweke mirip karo Mala ya ? Mala !”, (nyeluk prawan kasebut)
Mala                : ( malik ) “Vee ?”
Vee                  : “Loh, kowe ta? gak menyang sekolah ? ning ngapa kowe ana neng jam ekskul basket?”
Mala                : ( Nggowo serat ) “aku teka menyang kene amarga aku arep ngomongi kowe.
Vee                  : ngomongi apa ?”
Mala                :” aku arep ngomong matur nuwun amarga sajroneiki kowe wes becik sanget marang aku.
                           Kowe wes gelem dadi kancaku, pangerten karo aku, lan aku uga njaluk ngapura yen aku
                           nduwe salah marang kowe.”
Vee                  : “sak jane kowe kuwi ngapa sih La ? apa sing kok delikne saka aku ?”
Mala                : ( nangis ) “aku gak ngerti apa sing kudu tak payokake gawe ngebalas kebecikanmu neng
                          turah-turah wayahku iki ?”
Vee                  : “turah-turah wayah ? ngapa kowe ngomong kayak ngunu ? Emange kowe arep neng ndi
                           La ?
Mala                :” kowe ngerti ta yen endhasku kuwi kerep lara ? ndek ingi aku periksa menyang dokter
                           amarga aku wis gak kuwat, terus wektu kuwi uga dokter ngongkon aku gawe roncen
                           daerah sirah, lan mau esuk aku jupuk pakoleh roncene.”
Vee                  :” Trus ?”

Mala ora njawab pitakonan Vee. Teras wae Vee ngrebut secarik dluwang sing mau neng genggam saka Mala.

Vee                  :”apa ? Saudari Mala Salsabila Putri positif kena lara kanker otak stadium akhir ?
                          awakmu ngapusi ta La ?”
Mala                :” kowe bisa ndelok dhewe  ta Vee.  Kuwi kabeh dudu rekayasa. urip ku dilute meneh
                           buyar. Dilute meneh aku arep ninggalin awakmu gawe sajrone kapungkur. Harapan uripku
                           wis cilik banget.”
Vee                  :” gak, lo ngak oleh kandha ngunu, awake dhewe gak oleh pisah, gak oleh.”
Mala                : “ning Vee, saben ana temon, di kono uga mesti ana pisahan.”
Vee                  : “gak, aku gak gelem La. aku gak gelem pisah karo kowe.”

ujuk-ujuk Mala merintih kelaran karo nyekeli endhase. Nuli banjur semaput.

Mala                : ( nyekeli endhase ) “Aw, lara. endhasku lara Vee.”
Vee                  : “La, awakmu ngapa ? ( nyangga awak Mala sing semaput )
                           La tangi La ! tangi ! ya Tuhan, Mala ngapa ?? Toloong .... tolooong .....”

Mala pun cepet digawa menyang rumah sakit. banjur, Mala cepet ditangani saka dokter becik. Vee pun telfon embok e Mala, embok Tirsani ben cepet teka ndeleng kaanan Mala.

Vee                  : “Halo, embok bisa teka menyang rumah sakit asih embok, gak mbok ?”
Ibu Tirsani       : “arep ana apa, ndok ?”
Vee                  : “Mala semaput mbok. embok kudu menyang kene gawe ndeleng kaanan dhewek  e saiki
                           kepriye.”
Ibu Tirsani       : “iya, iya. Embok mesti teka. Matur nuwun gae panuduhane ya.”
Vee                  :” iya bu. padha-padha.”

sabanjur’e iku, embok Mala teka. Sakwi segenep 15 menit memeriksa kaanan Mala,akhire Dokter becik pun wis buyar meriksa. ning, raine katon ora bahagia.

Ibu Tirsani       :” Dokter, kepriye kaanan Mala ?”
Dokter             :” sadurunge aku njaluk ngapura sing sagedhe-gedhene, aku wis tandhang gawe sak isa ku,
                           ning aku duduk Tuhan sing bisa ngubah dalan urip’e uwong. Apura , aku ora bisa nylamet
                           ake. Kondisine wis kritis sanget, lan sel kanker kesebut wis nyebar ke kabeh  awake.”
Ibu Tirsani       : “pangarah Dokter,  Mala wis sedha ?”
Dokter             : “aku wis ngupadi bu.”
Vee                  : “Mala, iki gak mungkin. Gak mungkin”

Dokter becik pun lunga mungkur Vee lan embok Tirsani. Vee pun marani embok Tirsani sing lagi meratapi kelungan Mala.

Vee                  : “embok sing sabar ya . aku pitaya neng walik kabeh kedaden mesti ana hikmah e.”
Ibu Tirsani       : “matur nuwun ya, sajrone iki kowe wis mradani dina-dina Mala. Liwat kekancan  sing kowe
                          jalin bareng.”
Vee                  : “uwis bu, aku uga emang sedhih amarga kelungan Mala. ning, sega uwis dadi bubur lan
                           kabeh kuwi ora bisa bali meneh.”
Ibu Tirsani       : “Iya, kowe bener. Muga-muga wae Mala tenang neng alam kana.”
Vee                  : “Amin...”

Sesok e jenasah Mala wis nganti neng panguburan sing ana tepat neng ngarep sekolah Vee.

Aurel               : “Vee ! ( mlayu karo tergopoh-gopoh )
                           aku wis krungu saka siswa-siswa yen Mala mati amarga lelara kanker otak.”
Vee                  : “iya. Dina iki dheweke bakal neng kuburanke.”
Aurel               : “yen ngunu cepet awake dhewe menyang panguburana ndheweke (Menggenggam
                           tangan Vee )”
Vee                  :”iya, iya.”

sanganti neng panguburanan, Vee lan Aurel ndeleng embok Tirsani sing terus nangis.

Vee                  : “La, ngapa sih awakmu cepet banget tinggalake aku ? aku gak arep pisah karo kowe.”
Aurel               : “uwislah Vee, awake dhewe kudu ngrelakno kelangan Mala. Iki kabeh bok menawa uwis
                           dadi takdir Tuhan.”
Vee                  : ( nangis karo nyawangi kijing Mala ) “La, ngapa sih awakmu kudu ninggalne aku sacepet
                          iki? awakmu lunga sadurung aku bisa gae awakmu seneng. asal awakmu ngerti La,neng
                          atiku gak ana sahabat sabecik awakmu. awakmu kuwi sahabat sejatiku, sing sanuli bisa
                          nemenin aku jero dhemen utawaa duka. La, muga-muga awakmu tenang neng alam kana.
                          aku harap, awakmu gak arep lalekne aku, amarga aku uga ngakarep tau lalek ne lo.
                          Slamet dalan ya sobat !” ( Budal lunga mungkur omah lestari duwe sahabate).
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SKB MANDIRI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger