TINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK

Sabtu, 30 November 2013

I.    Pengantar Menyimak
       Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita mendengar orang berbicara, baik langsung maupun melalui  media  elektronik.  Dalam pengertian  sempit berarti  kita  melakukan kegiatan menyimak yang mengacu pada proses mental pendengar menerima rangsang bunyi dari pembicara,  kemudian  menyusun  penafsirannya.  Dalam  pengertian  yang  lebih  luas, penyimak  tidak  hanya mengerti  dan membuat  penafsiran tentang  pesan/materi  yang disimaknya, lebih dari itu ia berusaha melakukan isi pesan yang disimaknya. Meskipun  menyimak  itu  penting  dalam  kehidupan  sehari-hari,  tetapi  kurang mendapat perhatian di sekolah-sekolah di negara kita, bahkan di negara-negara yang telah maju. Penelitian yang telah dilakukan oleh Paul T. Rankin (1929 dalam Tarigan, 1980) terhadap 68 orang dari berbagai pekerjaan dan jabatan di Detroit sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka mempergunakan waktu untuk berkomunikasi: 9% menulis, 16% membaca, 30% berbicara, dan 45% menyimak. Pada waktu yang berbeda, Water Loban (dalam Tompkins & Kenneth, 1991) dalam penelitiannya terhadap anak-anak dan orang dewasa menyimpulkan adanya perbandingan bahwa mereka setiap hari menyimak satu buku, berbicara satu buku satu tahun, membaca satu buku satu bulan, dan menulis satu buku dalam satu tahun. Menymak adalah istilah teknis dalam pembelajaran bahasa.

       Dalam pengertian umum, menyimak dapat diartikan sama dengan pengertian mendengarkan, yaitu aktivitas mental untuk menerima dan memproses semua informasi melalui alat pendengaran atau indra pendengaran. Dalam aktivitas menyimak tersirat makna bahwa aktivitas ini dilakukan secara aktif, sadar, dan sungguh-sungguh untuk menerima informasi dari sumber suara (bahasa lisan). Pengertian menyimak tidak sama dengan mendengar, karena dalam aktifitas mendengar, tersirat makna tidak sengaja, tidak aktif, dan tidak sungguh-sungguh.

II.    Tingkatan Kemampuan dalam Menyimak

        Menyimak terdiri dari empat tingkat, yaitu: mengindera, menginterpretasi, mengevaluasi, dan bereaksi. Tingkatan ini berupa penyampaian pesan dari pembicara ke pendengar dan kembali lagi ke pembicara. Untuk lebih jelasnya perhatikan skema beserta penjelasanya sebagai berikut.

a. Tingkatan Kemampuan Mengindera (biasanya disebut mendengar).
Tahap mendengarkan merupakan proses yang dialakukan pembicara dalam ujaran atau pembicaraan barulah pada tahap mendengarkan (hearing) telinga menerima gelombang suara dan menyampaikannya ke otak. Contohnya, kita duduk di kelas dan mendengar dosen berkata, "Waktu ujian adalah minggu depan, selasa jam 5 sore”.


b. Tingkatan Kemampuan Interpretasi.
Setelah mendengarkan pembicaraan yang disampaikan, maka isi pembicaraan tadi perlu dipahami atau dimengerti (understanding) pendengar berusaha memahami maksud pesan yang diterima. Proses ini termasuk memahami pada yang baru saja dikatakan oleh dosen dan menghubungkannya dengan apa yang telah kita ketahui. Kita menghubungkan perkataan dosen tadi dengan pengetahuan yang dimiliki mengenai ujian, apa yang harus disiapkan, dan apa yang harus dilakukan pada hari selasa jam 5 sore.

c. Tingkatan Kemampuan Evaluasi
Penyimak yang baik akan mennafsirkan atau mengaitkan bahan simakan dengan berbagai konteks, yang disebut interpreting atau bagaimana kita memutuskan perasaan terhadap pesan tadi, apakah, misalnya, setuju dengan apa yang dikatakan dosen tadi, atau tidak. Yang termasuk ke dalam proses ini adalah evaluasi mengenai kesesuaian pesan dengan kebutuhan dan harga diri. Jika pesan itu bertentangan dengan harga diri atau tidak memenuhi kebutuhan kita, kita dapat menolaknya, atau berhenti mendengarkan. Pada contoh diatas, jika ingin mengikuti ujian tetapi ada pekerjaan lain pada hari selasa jam 5 sore, tentunya kita akan tidak setuju dengan apa yang dikatakan dosen. Apa yang terjadi pada tahap ini akan mengganggu proses mendengar.

d. Tingkatan Kemampuan Akhir Menyimak.
Pada tahap ini penyimak akan menerima gagasan pembicara dengan cara menanggapi isi atau bahan simakan. Ini merupakan tahap paling tinggi yang disebut juga tahap evaluasi. Hal ini terjadi reaksi terhadap pesan dalam bentuk umpan balik secara langsung. Di ruang kelas, umpan balik secara langsung dapat terjadi dalam bentuk pertanyaan dan komentar. Pada kasus diatas, reaksi kita bisa saja bertanya pada dosen apakah jadwal ujiannya bisa diubah atau tidak.

III.    Tahap Kemahiran dalam Menyimak

          Glisan (1988) menyajikan sebuah rencana berurutan dalam empat tahap yang dapat digunakan untuk mengarahkan siswa untuk menguasai profesi menyimak secara global. Rencana ini tidak hanya berisi kegiatan menyimak saja melainkan juga melibatkan bidang-bidang lain seperti berbicara dan menulis:

1. Tahap persiapan atau pra-pengajaran. Siswa mendengarkan sebuah pengantar singkat tentang teks yang akan didengarkan, misalnya siswa diberitahu tentang judul dari teks, kalimat pertama dari teks atau beberapa kutipan frasa dari teks. Kemudian siswa diminta mendiskusikan apa kira-kira isi dari teks tersebut.
2. Tahap menyimak dalam sekilas (skiming dan scanning). Siswa mendengarkan teks dengan tujuan untuk menangkap garis besar dari teks itu tanpa perlu menangkap semua rinciannya. Misalnya siswa mendengarkan berita, pengumuman, wawancara, atau iklan.
3. Tahap pemahaman. Siswa menerima masukan yang diberikan dengan cara memeriksa pemahaman siswa terhadap keseluruhan teks.
4. Tahap transfer/integrasi keterampilan. Dalam tahap ini siswa menjabarkan teks yang ia dengar ke dalam bahasa lisan atau tulis dengan cara mengungkapkan perasaan dan sikap mereka mengenai topik ini.

IV.    Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Tingkatan Menyimak 
  
1.    Perhatian yang terbagi-bagi dan gangguan
Gangguan internal dan eksternal biasanya dapat memecahkan perhatian. Hal yang termasuk gangguan internal adalah rasa lapar, sakit kepala, dan rasa cemas. Sedangkan hal yang termasuk gangguan eksternal adalah suara (bisikan, suara sirine polisi, dengungan AC) dan suasana yang sangat panas atau dingin.

Agar kita dapat memfokuskan perhatian, maka kita harus dapat mengurangi gangguan tersebut. Salah satu caranya adalah duduk di tempat kita bisa melihat dan mendengar dosen dengan jelas. Dengan demikian kita akan punya keinginan untuk memperhatikan apa yang dikatakan dosen karena dia dapat melihat kita dengan jelas sehingga dia lebih memantaumu untuk dapat memperhatikan apa yang dia katakan.

Untuk menghindari aktivitas gangguan, kita bisa menghindari duduk dengan orang yang kemungkinan akan mengajak ngobrol, atau membuat keributan.
Pastikan kita rileks dan sebisa mungkin tetap siaga. Berusaha untuk berkonsentrasi pada situasi yang sedang kita hadapi, dan jangan mencemaskan masalah pribadi atau masalah lainnya yang tidak berhubungan. Coba untuk menghindari rasa lapar atau haus (makanya sebelum belajar, makan dan minum dulu yang cukup). Berpakaian yang membuat kita merasa nyaman. Bawa sweater atau jaket jika dirasakan kelas akan bersuhu dingin.

2.    Tidak mengindahkan pesan
Jika kita merasa bahwa mata kuliah yang dipelajari sangat sulit dan susah dimengerti, kita mungkin akan berhenti mendengarkan. Walaupun dosen bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan kita, tapi dia tidak dapat memaksa kita memperhatikannya. Kitalah yang bertanggung jawab untuk menerima informasi yang disampaikan. Membentuk lingkungan positif untuk menyimak merupakan sikap tanggungjawab untuk mendengarkan dan memperhatikan. Motivasi yang paling penting adalah mempercayai bahwa apa yang dosen katakan merupakan hal yang sangat berharga.

3.    Penilain yang terburu-buru
Penilaian juga dapat berupa reaksi terhadap pembicara sendiri. Jika kitas tidak menyukai salah satu dosen, mengenai pendapatnya atau latar belakang etnik, dan gender maka kita tidak akan menghargai apa yang dikatakannya sedikit pun. Memahami bagaimana emosi dan pendapat kita mengenai suatu hal dapat mempengaruhi proses menyimak dapa membantu kita mengenali dan mengontrol penilaian yang negatif diatas.

Berhati-hati memberikan penilaian pada pembicara dapat menghindari terhambatnya proses penyampaian pesan yang bertentangan dengan pendapat atau perasaan kita. Pertimbangkan bahwa pendidikan merupakan proses pencarian fakta secara terus-menerus, walaupun fakta yang didapatkan bertentangan dengan cara pandang kita mengenai suatu hal.

4.    Kurang pendengaran dan ketidakmampuan untuk belajar
Teknik menyimak yang baik tidak selalu dapat menyelesaikan setiap masalah dalam menyimak. Mahasiswa yang memiliki kekurangan pendengaran biasanya mempunyai penjelasan fisik mengenai kesulitannya dalam mendengar atau menyimak. Jika kita mempunyai kurang pendengaran, coba cari cara yang bisa membuat kita dapat menyimak di kelas dengan baik. Kita mungkin membutuhkan alat tertentu. Atau kita dapat menemui dosen diluar jam pelajaran untuk mengklarifikasi catatan yang kita buat di kelas.


V.    Daftar Rujukan

Semangat belajar. 2010. Menjadi Penyimak yang Baik (Online), (http://semangatbelajar.com/tag/kemampuan-menyimak/diakses 7 September 2010).

Mudjianto & Susanto, G. 2010. Materi Pembelajaran Menyimak. Malang: A3

Tarigan. Henry Guntur. 1980. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

______. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia


nb: Materi tersebut disajikan dalam makalah pendek pada mata kuliah menyimak. Semoga bermanfaat.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SKB MANDIRI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger