SINOPSIS NOVEL MIMPI DAN BADAI

Senin, 06 Desember 2010

Karya: Bonari Nabonar

    Seorang tokoh yang bernama aku yang kehidupan lingkungan sekitar selalu diselimuti badai dan bencana alam, mengisahkan keadaan bencana alam yang terjadi di negeri ini. kampung halaman terjadi badai yang sangat lebat sampai-sampai bangunan kokohpun rubuh. aku berjalan kesana kemari melewati kepungan badai serta ingin menyelamatkan diri. aku menyelamatkan diri dengan berlari kecil kadang berjalan kaki berbeda dengan orang-orang kaya yang menyelamatkan diri dengan mengendarai mobil yang melaju kencang. Suatu ketika orang-orang kampung melihat ada rumah yang kokoh diterpa badai yaitu rumahnya tokoh aku, orang-orang itu berlindung kerumahnya aku. Si aku mempersilahkannya masuk, tetapi orang-orang kampung tidak mau masuk kedalam rumahnya melainkan ke teras rumahnya. Ada diantaranya yang bilang bahwa ini rumah akan roboh buktinya temboknya sudah retak, lantas perasaan tokoh aku sedikit kecewa tetapi si aku berpikir ada benarnya juga perkataan orang-orang kampung ini.
    Si aku memutuskan untuk pergi jauh dari desanya untuk menyelamatkan diri dari amukan badai yang amat ganas. Si aku berjalan dan terus berjalan. Diperjalanan si aku menjumpai bergelimpangan mayat yang ada dijalan-jalan. Suatu ketika si aku berjalan, aku berjumpa dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita. Si wanita ini selalu mengikuti aku kemanapun dia pergi. Wanita itu melihat ada bayi (anak yang dikandungnya) terdampar karena sempat hilang bayi yang dalam gendongan wanita itu. bayi itu lantas disambar petir dan hilang entah kemana. Wanita itu tidak menunjukkan kesedihannya. Dalam badai yang sangat ekstrim, si aku merasa tenang dalam melewati badai karena disisinya ada wanita yang cantik jelita. Kedua orang tersebut berharap didesa sebelah badai tidak sekencang yang terjadi didesanya. Disaat berjalan bersamaan, tokoh aku menanyakan kepada wanita ini, siapa ayah kandung yang dikandungnya?. Wanita itu menjawab tidak tahu. Hal ini membuat perasaan si aku bertambah jengkel kepada wanita itu karena bayi itu tidak mungkin dia kandung tanpa adanya seorang lelaki, si aku juga mengkaitan permasalahan itu dengan zaman nabi isa.
   
Kedua orang itu kemana-mana selalu bersama dan bergandengan tangan. Ketika si aku kelelahan, dia beristirahat lalu terlelap dalam tidurnya. Ketika bangun, si aku mendengar cerita dari si wanita bahwa wanita itu akan hamil karena telah memasukkan benih sperma didalam rahimnya. Si aku jengkelnya bukan main karena telah melakukan hubungan itu diluar nikah meski si aku menyukai wanita itu. si aku menganggap bahwa semua ini hanyalah mimpi, tetapi si wanita menjelaskan bahwa ini kenyataan.
    Si aku berjalan dengan perasaan campur aduk yakni marah, jengkel, senang, terhadap si wanita itu. ketika berjalan kesana kemari hanya tak ada seorangpun yang dilihatnya. Cuaca yang mencekam dan diselimuti dinginya udara, mereka berdua malah merapatkan badanya ketika berjalan supaya hangat. Si aku dan wanita ingin beristirahat menemukan sebuat gubuk tua. Mereka berdua mendekat dan berjumpalah mereka dengan pak tua. Mereka berdua melakukan perbincangan dan diperbincangan terakir, mereka berdua ingin menikah. Kakek tua itu menyanggupi pernikah itu sekarang dengan ditemani badai yang lebat. Si aku bingung lantas siapa saksinya kalau dia menikah dengan wanita itu. si kakek tua menjelaskan saksi cukup kakek sendiri dan disaksikan beberapa malaikat dan tuhan. Si wanita meyakinkan si aku akhirnya si aku menyanggupi. Ketika melakukan ijab kabul, si kakek diam saja lalu tiba-tiba bilang bawa mereka telah menikah dengan sah. Si aku bingung belum mengucap apa-apa kok tiba-tiba pernikahannya sudah sah. Si kakek menjawab bahwa dirinya mengucapkannya didalam hati tanpa bersuara. Si aku gerang dengan kakek ini lantas istriya yakni si wanita itu tertawa.
    Kakek, aku dan wanita itu telah sampai di gua, mereka semua kelelahan menapaki perjalan nan jauh dihantam badai. Kakaek tua itu lantas tertidur abadi. Kakek itu sebenarnya mantan tentara yang telah membunuh ratusan orang. Rasanya tokoh aku ingin membunuh pak tua tersebut lantaran tidak ditanggapi pertanyaan yang dilontarkan aku tersebut. Konflik telah memanas si aku telah mengambil pistol hendak membunuhnya lalu si wanita itu menahan aku untuk tidak membunuh pak tua itu. perasaan aku lantas marah, kesal, tapi melihat istrinya sedang sakit tidak jadi membunuh pak tua tersebut.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SKB MANDIRI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger